Arsip Tag: Perompakan

2 WNI kembali disandera Abu Sayyaf, DPR minta keseriusan Filipina

Charles Honoris Putra PengusahaDua nelayan warga negara Indonesia yakni Safarudin, kapten kapal dan Sawal sebagai anak buah kapal (ABK) asal Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, Majene, Sulawesi Barat tadi malam diculik di kawasan yang rawan penculikan oleh militan Abu Sayyaf di Filipina.

Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris menyayangkan kembali diculiknya WNI Indonesia oleh kelompok radikal Abu Sayyaf. Charles meminta Filipina berkomitmen untuk segera melakukan tindakan terhadap Abu Sayyaf karena telah meratifikasi Konvensi Internasional Penyanderaan.

“Kami meminta komitmen Filipina sebagai negara yang sudah meratifikasi Konvensi Internasional Penyanderaan untuk segera melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan agar Filipina tidak lagi menjadi safe harbor bagi para pelaku perompakan dan penculikan,” kata Charles di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/11).

Penculikan ini, menurutnya, menjadi bukti bahwa kerja sama antara tiga Kementerian Pertahanan Indonesia, Malaysia dan Filipina terkait pengamanan jalur-jalur rawan tidak maksimal.

Charles menuturkan, ada 6 kesepakatan yang telah diteken oleh tiga negara soal penanganan sanderan Abu Sayyaf, seperti patroli bersama, pertukaran informasi intelijen, sea marshalling, dan lain-lain. Dia berharap kesepakatan itu dijalankan agar tidak menimbulkan langkah yang kontraproduktif.

“Saya kira publik harus mempercayakan kepada pemerintah terkait upaya-upaya pembebasan, jangan lagi ada pihak-pihak tidak terkait yang mencoba-coba menjadi pahlawan kesiangan dan memperumit situasi,” tegasnya.

Seperti diketahui, Pejabat berwenang Malaysia di Sabah Wan Abdul Bari Wan Abdul Khalid mengatakan dua nelayan warga negara Indonesia tadi malam diculik di kawasan yang rawan penculikan oleh militan Abu Sayyaf di Filipina.

Wilayah perairan Sabah selama ini dikenal sebagai daerah yang sering terjadi penculikan. Awal bulan ini dua nahkoda kapal asal Indonesia yang bekerja di kapal Malaysia diculik di lokasi yang sama.

Dikutip dari Channel News Asia, Minggu (20/11), setelah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak awal bulan ini mengumumkan pasukan keamanan Indonesia dan Malaysia diizinkan untuk berpatroli di perairan tersebut untuk mengantisipasi penculikan. Ketiga negara sudah setuju untuk meningkatkan kerja sama keamanan di wilayah rawan penculikan itu.

Pada 11 November lalu, kelompok bersenjata juga menculik lima pelaut Vietnam di sebuah kapal kargo di perairan sebelah selatan Filipina.

Sumber : Merdeka